Jumat, 21 September 2012

My (new) Routine

Tadi pagi aku kebangun sama alarmku yang udah berkoar-koar dari jam 04.00 WIB aka 06.00 WIT. Aku telat bangun! Udaranya dingin karena sejak semalamnya, Jayapura diguyur hujan. Biasanya pagi udah sisa rintik-rintik atau mendungnya saja, pagi Jumat kali ini berhujan deras sekali. Dalam kondisi kelabakan karena telat bangun dan hujan deras, aku berdoa sebentar sebelum beranjak dari kasur ke kamar mandi. Byur! Airnya dingin tapi hajar bleh!

Satu hal yang langsung aku ingat waktu denger suara hujan adalah sms Mrs. Ganis buat nebeng mobilnya ke sekolah bareng. Yup, I call her Mrs just like everyone in school calls me Ms. Ini panggilan baru yang aku punya sejak 14 Juli 2012 lalu. Berhubung sekolahanku ini sekolah national plus, jadi bahasanya juga Indonesia English gitu :)

Kira-kira beginilah rutinitasku tiap pagi sekarang-sekarang ini. Bangun pagi langsung buru-buru mandi, dandan (bener-bener pake make-up), dan cari-cari seragam yang berupa setelan kemeja putih, celana kain hitam, sweater merah, scarf merah, dan high heels. Abis itu sambil dandan biasanya mamah menjejalkan nasi atau susu ke mulutku karena kalau gak gitu aku pasti gak akan keburu sarapan. Dan kalau jam udah menunjukkan pukul 7 biasanya juga papah udah teriak-teriak. Aku masuk tiap hari jam 7.20, lewat dari itu berarti absenku bakal merah dan perjalanan Kotaraja - Entrop itu pasti aja macet. Hectic banget lah kalo pagi, apalagi kalo baju seragamnya belum di setrika dari malem, dijamin telat itu paginya.

Hhhmm, seru juga kerja di sekolahan. Mau telat atau bolos itu mikirnya harus lebih dari sekali karena selalu inget sama murid-muridku. Sebagai guru kan kita harus jadi contoh yang baik terlepas dari cara dan materi belajar yang dikasih di kelas. Hal ini makin aku sadari waktu beberapa minggu lalu aku dapat materi pembelajaran dari kepala sekolah waktu kumpul sama guru-guru baru tentang unconscious teaching kalo gak salah. Itu adalah pengajaran yang kita kasih ke murid atau anak yang tanpa kita sadari, contohnya: kalo misalnya kita gak berpakaian rapi pasti anak/ muridnya juga bakal gak rapi karena yang dilihat mereka itu kita. Terus kalo misalnya kita suka berjanji dan gak ditepati udah gitu pake acara ngeles, maka anak/murid juga suatu saat akan melakukan hal yang sama karena mereka pikir dengan say sorry everthing done, padahal kan gak selamanya gitu. Aku ketegur banget dengan materi ini. Aku yang males, yang berantakan, yang suka telat, dan lain-lain ini jadi harus lebih hati-hati dan memperbaiki diri. Gak lucu kan kalo nanti anak/muridku ngikutin yang jelek-jelek dariku. 

Semangat! Semangat!
Di Jayapura udah masuk menit ke 17 di hari Sabtu. Aku harus segera tidur. Besok sekolah libur, tapi teachers tetap masuk buat preparation ngajar minggu depan. Yang menyenangkan dari besok adalah gak perlu pake seragam ke sekolah juga masuknya jam 8 dan gak perlu pulang sampai jam 4. Oke deh.. See ya! :D

Kamis, 20 September 2012

This is my now :D

Wow! It's been so long since my last writing here :)
Baca postingan terakhirku yang nampak kebingungan dan ketakutan aku jadi senyum-senyum sendiri. Hari ini, beberapa bulan setelah waktu itu, aku udah di rumah. Yup, di Jayapura City!!

Aku tiba di sini 30 Juni 2012 pagi, naik Lion Air dr Jogja bareng papah. Yang aku ingat dari penerbangan waktu itu tuh, capek! tapi keren lah.. Di Bandara Adisucipto Yogyakarta, tanggal 29 Juni 2012, sore-sore gitu ada Mas Dedi, Joel, Gatra, Yosua, Serif yang nganterin kita berdua. Dan menjelang check in, serombongan gadis cantik plus satu mas ganteng dari Pare juga datang. Ada Disi, Anind, Novi, Abidah, Zee, dan Dieqy :D kebetulan banget mereka pada mau tes UGM di Jogja dan Abidah yang mau kondangan di Solo, kita jadi bisa farewell. Seneng! Masuk ke ruang nimbang-nimbang barang (apa sih namanya? :p) dengan bawaanku yang segambreng karena ceritanya mau pulang kampung, petugasnya mulai hitung-hitung berat dari koper ke koper, dus ke dus, kresek ke kresek dan teng tong! overweight sampai 10kg saudara-saudara! Akhirnya papah mulai pilih-pilih, mana yang bisa (terpaksa) ditenteng masuk pesawat buat ngurangin dendanya dan tersisa lah 4 kg yang harus dibayar. Sisa 6kg akhirnya Papah bagi dua sama aku, dan itu berat banget karena sebenarnya tanpa ditambah tentengan lagi pun barang-barang kami udah banyak banget, hoho!

Transit di Jakarta, semua penumpang Lion Air emang diharuskan turun dengan segala tentengannya, dan itu rempong banget buatku dan papah yang bawaannya segambreng. Ruang tunggunya pun jauh banget! Astaga dragon, waktu itu aku kesal luar biasa dan sepertinya sempat berjanji gak mau naik armada itu lagi. Tapi yasudahlah ya, setelah menunggu sekitar 1 jam di Bandara Soeta, akhirnya kita dipanggil lagi buat naik pesawat. Jam waktu itu menunjukkan pukul 22.00 WIB dan Puji Tuhan banget ternyata pesawat yang kita naiki ini lebih spacy dibanding yang sebelumnya (sempit banget) daaann penerbangannya gak pake mampir-mampir lagi di Makasar, Bali, Biak, atau Timika seperti biasanya. Flightnya langsung ke Jayapura! :D

Di pesawat yang nyaman ini aku susah tidur. Kalau penerbangannya pagi atau siang mungkin aku bisa lihat-lihat pemandangan tapi sayangnya di luar gelap. Aku gelisah di samping papah yang kelihatannya tidur dengan enaknya. Penerbangannya cukup lama karena gak pake acara transit lagi. Akhirnya aku mulai merasa ngantuk. Jam tanganku waktu itu menunjukkan sekitar pukul 03.30 WIB. Aku coba untuk menutup mata dan berhasil. Seingatku, waktu aku mau tidur langit di luar masih gelap. Sekitar setengah jam kemudian aku terbangun dan waktu lihat ke luar jendela, langitnya sudah terang! Ya. Aku sudah memasuki langit Indonesia Bagian Timur dan mataharinya lagi berproses untuk terbit alias aku berkesempatan untuk menikmati sunrise dari langit! AWESOME! Cantiknya luar biasa deh :) sayang aku gak punya kamera yang memadai buat mengabadikan moment itu. Aku harap kalian yang baca tulisan ini bisa punya kesempatan yang sama denganku waktu itu ^^

Aku lupa kapan tepatnya pesawat yang aku naiki mendarat di Bandara Sentani Jayapura, yang jelas itu sudah pagi. Turun dari pesawat, aku secara khusus langsung mencium 'Bau Papua'. Aku dan adekku Yosua yang menamainya. Baunya khas sekali, bukan bau yang gak enak tapi bau yang pasti akan tercium kalau kau mendarat di tanah Papua, di kota manapun aku rasa :) Bandara Sentani sejak terakhir kali aku tinggalkan tahun 2008 lalu sudah banyak berubah, jadi lebih baik yang pasti ^^. Turun dari eskalator (salah satu hal yang baru buatku di bandara ini), papah langsung menyuruhku menunggu di salah satu sudut dengan segambreng tentengan tadi karena papah mau antri bagasi. Aku ketemu Hesty dan Natez yang ternyata juga satu pesawat denganku dari Jakarta. Hesty juga menunggu bagasi di sisi lain, Natez melajutkan perjalanan ke hometown-nya, Merauke. Tempat antri bagasi di Bandara Sentani gak selengang di Jakarta, tapi so much better dari yang dulu aku tahu. Lama sekali! Ternyata sebagian bagasi pesawatku ada di pesawat Lion yang berikutnya dan termasuk barang-barangku dan Hesty. Orang-orang udah mulai banyak yang emosi termasuk papah, tapi yasudahlah ya.. bisa tiba di Jayapura dengan selamat wal afiat itu udah Praise the Lord banget :D. Trolley-trolley gak sembarangan bisa diambil di Bandara Sentani, para pengangkut barang udah megang masing-masing, jadilah kami pun menyewa salah satu dari mereka, but it's okay since we were so grateful that time.

Keluar dari ruang barang, kulitku langsung disambut panasnya hawa Jayapura. Papah sibuk cari taksi bandara yang berupa mobil-mobil Avanza bercap 'Taksi Bandara'. Terpilihlah salah satu mobil dan kita langsung masukin barang-barang dan naik. Taksi yang berkaca ribbon dan ber-ac ini nyaman tapi mengurangi suasana Jayapura buatku. Matahari kelihatan cantik dan aku putuskan untuk buka kaca mobilnya yang ternyata menyadarkanku kalau matahari Papua itu jauh lebih panas dari yang ada di Jawa, hehe. Dengan pedenya aku keluarkan kacamata andalanku bonus dari majalah Go Girl dan mencoba menikmati perjalanan dari Sentani menuju Kotaraja. Di jalan, papah protes karena mobilnya ber-ac dan harusnya tutup kaca, tapi aku cuek aja, hoho. Pemandangan yang akan kamu lihat kalau menyusuri jalanan dari atau ke Sentani sudah pasti adalah Danau Sentani. Beautiful and mysterious as always for me :) dan harusnya ada juga pemandangan bukit-bukit di sisi jalan sebelahnya tapiiii ternyata sedang dibuat pelebaran jalan. Bukit-bukit dikikis, bawahnya dibangun jalan raya. Masih belum berfungsi tapi sepertinya gak lama lagi.

Finally I am home! Teras rumahku sudah beda dari yang dulu aku tinggalkan, rumahku sudah direnovasi seperti layaknya gedung gereja. Ya. Aku tinggal di gereja yang di gembalai oleh papahku. Setelah angkut-angkut barang, aku masuk rumah dan udah ada mamah dengan potongan rambutnya yang lebih cepak :). Semua terasa aneh buatku. Kamar yang harusnya aku tempati ternyata sedang dipinjam sama Tante dan 2 sepupu dari Biak yang lagi liburan sekolah. Aku pulang waktu lagi liburan sekolah memang. Di rumah juga ada si kecil Jenny. Rasanya makin aneh buatku. Terjadilah apa yang disebutkan oleh mata kuliah Komuknikasi Antar Budaya --> Gegar Budaya. Insecure, nafsu makan hilang, dan lain-lain deh. Jetlag juga sama jam tidur yang walaupun cuma beda 2 jam dari Bandung tapi ngefek banget ke jam tidurku yang aslinya sangat berantakan. Kerjaanku waktu pagi tidur, siang bangun, makan, mandi, di kamar mamah papah, malam pun begitu. Pokoknya suntuk banget deh. Thank God ada Ayu, Tasya, Dona yang menyelamatkanku dari semua itu. Ayu sama Tasya sering banget jemput ke rumah ngajakin main. Berguna banget tuh buat masa orientasiku lagi di Jayapura. Thank you God, mah, pah, yu, taca.. :*

Singkat cerita, Puji Tuhan setelah 2 minggu masa menggila di rumah dengan selingan air mata, akhirnya aku bisa teken kontrak sama sebuah sekolah.  Aku dikontrak sebagai asisten guru TK 2 di Papua National Plus School Entrop Jayapura. Praise the Lord. Cerita selengkapnya nanti ada sesi khususnya. Tapi point pentingnya di sini adalah Tuhan Yesus itu baik banget. Sekarang aku sangat menikmati hari-hari gemporku sebagai anak di rumah yang tiap pagi dibikinin sarapan sama bekal sama mamah, dianter dan dikasih uang saku sama papah ke sekolah (bukan sebagai murid lagi pastinya ^^), dan sebagai guru yang sama-sama belajar sama muridnya yang lucu-lucu, cerewet, bawel, cengeng, bandel, lovely, sweet, dan ngangenin tiap harinya. Ah, what a life! Mau bilang apa lagi buat Tuhan Yesus? semua kata yang aku punya juga gak akan pernah cukup buat berTERIMAKASIH sama Dia. Jadi, ini hidupku, kupersembahkan pada-Mu ya Tuhan.

Amazing Grace, how sweet the sound
That save a wretch like me
I once was lost

But now I'm found
Was blind but now I see..

:')
                                                                                                    Kotaraja, 20 September 2012